Jumat, 26 Februari 2010

Perjalanan Baru

Lama sekali gak buat tulisan, agak kagok dikit.

Perjalanan di Jakarta satu tahun lebih sedikit, ternyata membawa perubahan yang cukup signifikan dalam perjalanan hidup ke depan. Tidak hanya secara materi, tetapi juga secara spirit.

Perjalanan baru dimulai lagi di kota kelahiranku - Blitar- . Dengan berbekal pengalaman masa lalu dan pendewasaan di Jakarta, semoga perjalanan ke depan menjadi lebih baik.

Meski kalo lagi ngobrol sama temen di Jombang, selalu ditegaskan kesadaran kita bahwa dunia ini bukan tempat sesungguhnya. Tapi dunia ini adalah tempat yang harus kita lewati, maka sadarlah, dan gunakan sebaik mungkin kesempatan yang diberikan.

Semoga setelah ini bisa lebih sering nulis dan bermanfaat bagi semua.

Banyak bahan tulisan yang sudah menumpuk di kepala, cuman perlu sedikit pembiasaan untuk mengeluarkannya.

Wassalam

Selasa, 05 Februari 2008

Pergantian Tahun

Assalamu'alaikum
Bandung, malam pergantian tahun 2007 menuju 2008 penuh sesak oleh anak-anak muda yang berusaha mengekspresikan dirinya. Ditambah dengan adanya game yang diadakan oleh satu perusahaan telekomunikasi, yang mencoba mencari anak muda dengan penampilan terheboh malam itu. Sayang sekali mendekati menit-menit pergantian tahun, sekitar jam 11 malam turun hujan deras banget. Tentu banyak yang kecewa berat. Sudah tampil heboh, badan dicat semua, belum sempat mengeluarkan semua kemampuan untuk menjadi yang terheboh, hujan sudah turun. Ekspresi diri? Teman yang semobil denganku menyatakan bahwa hal itu merupakan suatu hal yang penting, acara tersebut menurutnya juga merupakan sarana untuk bersosialisasi bagi generasi muda. Benarkah?.

Jam 23.15 nyampe kilometer 89 menuju Jakarta melalui tol Padalarang, istirahat sebentar untuk melepas lelah dan melakukan kewajiban yang tertunda untuk urusan dunia. Sambil menikmati sebungkus roti dan sebotol teh rasa markisa, jam 12 malam kurang seperempat berangkat lagi menuju Jakarta, tak terasa pergantian tahun terlewatkan begitu saja didalam perjalanan menuju Jakarta. Memasuki 2008 terasa biasa saja, meski terbersit dihati suatu harapan besar untuk dapat melakukan perubahan yang lebih baik di tahun ini.

Memasuki pergantian tahun ini, saya berharap, Allah meridhoi semua langkahku, dengan bimbingan-Nya, dan atas garis ketentuan-Nya aku memulai sesuatu yang baru di Ibukota negeri ini. Dengan jenis pekerjaan yang sangat jauh dengan apa yang biasa saya lakukan selama ini.

Dalam menapaki karier baru ini saya benar-benar dituntut untuk menuangkan dan mencurahkan segenap kemampuan dan potensi yang saya miliki untuk membantu usaha yang dilakukan orang lain, untuk mencapai tingkat kesuksesan yang lebih tinggi, dari apa yang terkadang bisa mereka harapkan.

Meski kalau menoleh kebelakang, apa-apa yang sudah saya lakukan, untuk menapaki hidup, menjadikan saya lebih dewasa dan bisa menatap masa depan lebih optimis.
Masa lalu bisa ditoleh untuk menjadikan kita supaya lebih berhati-hati dalam segala hal. Dalam bertindak, berbicara maupun dalam semua hal.

Pengalaman hidup yang sudah dialami, tidak boleh disesali, tetapi dijadikan cambuk untuk terus memacu diri menjadi insan yang lebih bermanfaat baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun bagi lingkungan yang bersinggungan dengan kita.

Motivasi hidup terkadang memang harus tumbuh dari sesuatu yang menurut ukuran manusia menyakitkan, meskipun didalam perjalanan yang menyakitkan tersebut, Allah lebih mengetahui mana yang terbaik untuk kita. Kita terlalu sering mengukur segala sesuatu dari kaca mata nafsu, yang selalu meminta sesuatu yang nyaman. Tetapi kita tidak pernah atau jarang membandingkan dengan nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Tahukah anda apa nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada kita?

Padahal dengan kesulitan dan cobaan yang kita hadapi tersebut, Allah menempatkan kita pada karpet Rahmat-Nya, Tergantung pada kita saja, mau memanfaatkan kondisi ini atau tidak.

Dalam do’a-do’a kita sering kali kita memohon untuk memperoleh rezeqi yang cukup, yang manfaat, yang membawa keberkahan untuk diri kita maupun untuk perjuangan kita. Tetapi bentuk rezeqi yang sebetulnya sudah kita terima seperti tidak pernah kita sadari.

Manusia serigkali mengukur rezeqi itu dengan uang yang berlimpah. Padahal rezeqi itu tidak hanya berupa uang. Yang kita minta rezeqi, tapi yang kita inginkan harta, sesuatu yang berbeda pada substansinya. Rezeqi yang kita terima bisa merupakan kesempatan untuk terus mendekat pada Allah, dengan cobaan yang selalu Allah berikan, sementara hati kita selalu meronta memohon lepas dari segala cobaan, untuk menerima harta yang lebih sering menjauhkan kita dari Allah, sungguh naif .

Nikmat kesehatan, coba kalau kita berhitung, berapa nilainya ?. Ada suatu cerita, Ada seorang ahli ibadah, yang mana dia mencurahkan seluruh waktunya, seluruh hidupnya dengan menyendiri pada daerah terpencil hanya untuk beribadah kepada Allah. Suatu ketika ahli ibadah tersebut meninggal dunia. Dikisahkan, orang tersebut menuntut balasan sorga atas semua ibadah yang ia lakukan selama ini. Dia merasa sangat layak dan pantas untuk mendapatkannya. Tunggu dulu !!, Allah memerintahkan malaikat untuk menimbang sebelah bola mata ahli ibadah itu dibandingkan dengan seluruh amal ibadahnya selama hidup didunia. Alangkah terkejutnya ahli ibadah tersebut, ternyata nikmat Allah yang berupa penglihatan yang tersalur ’masih’ dari satu bola mata yang selama ini ia nikmati dan gunakan hanya untuk beribadah jauh lebih berat. Artinya amal ibadah yang selama ini kita lakukan didunia ini tidak sebanding dengan nikmat yang telah diberikan Allah tanpa kita minta !.

Pun juga ternyata sorga yang kita harapkan untuk dapat kita masuki dengan mengandalkan amal ibadah yang telah kita lakukan tidak bisa dan tidak layak kita peroleh. Kesimpulannya adalah bahwa kita dimasukkan ke dalam sorga benar-benar karena Rahmat yang Allah, bukan karena amal ibadah kita.

Terus ada pertanyaan, kalau amal ibadah bukan faktor yang menentukan masuk sorga kita , untuk apa amal ibadah itu dilakukan?

Ingatkah anda ayat yang berbunyi wa ma kholaqtul jinna wal insa illa liya’budun (Surat dan ayatnya saya cari dulu) yang artinya bahwa Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah.

Hanya untuk beribadah, inilah kata kuncinya.

Semua segi, perilaku dan perbuatan kita harus bernilai ibadah, selain dari ibadah berarti melakukan perbuatan maksiyat. Oleh karena itu kita harus benar-benar menambah khazanah ilmu dan pengetahuan kita agar mengetahui bagaimana caranya semua segi kehidupan kita bernilai ibadah.

Ada sebuah hadits yang berbunyi innamal a’malu binniyyat, yang artinya bahwa semua amal itu tergantung dari niatnya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa amal seorang muslim itu tergantung dari niatnya. Niat juga dikatakan sudah lebih dari 50% amal kalau untuk kebaikan. Ada riwayat hadits juga yang mengatakan bahwa apabila kita berniat untuk melakukan sebuah kebaikan, maka Allah sudah mencatat niat itu dan memberikan 1 pahala kebaikan atasnya, apabila dilaksanakan maka akan ditambah lagi dengan satu pahala kebaikan. Tetapi apabila niat itu buruk, maka tidak dihitung, tetapi apabila niat buruk itu dilaksanakan, baru dihitung melakukan satu keburukan.

Ibadah sendiri itu juga merupakan perwujudan rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Bahkan pada suatu pengajian yang pernah saya ikuti, disebutkan bahwa apabila kita mengingkari nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita, Allah memberikan peringatan yang sangat keras yaitu : ‚’kalau kamu mengingkari nikmati nikmat-Ku, carilah tuhan lain selain Aku, dan janganlah kamu tinggal di bumi-Ku’.
Sanggupkah kita tinggal selain di bumi Allah?

Banyak cerita-cerita menarik yang diriwayatkan oleh para ulama yang menceritakan mengenai hal ini, tetapi akhir-akhir ini sudah mulai banyak yang berusaha membantah cerita ini, dikatakan bahwa cerita-cerita tersebut tidak berdasar. Hadits yang menyatakan bahwa Ulama’ adalah pewaris Nabi seakan tidak digunakan lagi. Mereka berpendapat bahwa Ulama yang bisa dikatakan sebagai warosatul anbiya hanyalah para shohabat.

Memang jaman semakin akhir, ada satu hal yang paling ditakuti oleh Nabi Muhammad SAW pada akhir zaman ini, yaitu fenomena munculnya ulama’ syu’. Entahlah, apakah teman-teman sudah menggolongkan ulama yang ada sekarang ini masuk kategori seperti itu semua, sehingga mereka berpendapat seperti itu.

Padahal dari para ulama’ lah ilmu agama ini kita peroleh, melalui merekalah, ilmu yang Allah titipkan bisa sampai, sebagaimana tugas para Rosul untuk menyampaikan (Tabligh). Kalau mereka belajar dari buku, buku tersebut merupakan buah karya ulama, kalau mereka hanya mau mempelajari Qur’an dan hadits saja, Qur’an dan Hadits tersebut juga diterjemahkan oleh Ulama, Kalau belajar ilmu tafsir, itupun juga menurut subyektifitas munfasirnya, dan seterusnya.

Semoga tulisan yang terlalu sederhana ini bisa menambah wawasan dan kesadaran kita untuk terus meningkatkan kemampuan kita disegala hal. Dan kita selalu dengan mudah untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan dengan senantiasa melakukan ibadah yang telah diperintahkan.

Meskipun agak terlambat untuk pemuatannya, karena berbagai permasalahan teknis, semoga tetap bermanfaat.

Wassalam


Albi

Selasa, 18 Desember 2007

Dua Hari Menjelang Iedul Adha

Assalamu'alaikum

Malam ini aku ngebut banget nyelesaikan tugas dari kantor, biar bisa mengejar deadline penyerahan materi. Tadi siang deadlinenya jam 2, tapi bos bisa ngedit tulisanku habis maghrib. Setelah selesai diedit, dikembalikan lagi untuk disempurnakan.

Harus bisa selesai malam ini, cuman ini pikiran lagi buntu, banyak istilah italiano yang masih belum aku pahami. Sekarang sowan ke mBah Wikipedia, yang sangat membantu menambah wawasanku. Tapi sayang ya, untuk artikel yang sudah di salin ke Indonesian masih sangat kurang. Sampe minta tolong pada orang yang bertamu untuk membantu pengembangan tulisan.

Tapi sebenarnya ini adalah kesempatan bagi kita semua, untuk bisa mengembangkan wawasan, dengan mencoba untuk memberikan tulisan mengenai berbagai hal yang kebetulan masih di ulas dengan sangat singkat di Wikipedia, cuman ada penghargaan dalam bentuk fulus gak ya?

Kapan saja kalo pas longgar, tak tanyakan ke mBah Wikipedia.

Ayo Co, kita isi ruang kosong di wikipedia, Ilmu yang diamalkan tidak akan berkurang, tapi malah bertambah, lho koq bisa? kita bahas di kesempatan lain.

Wassalam


Albi

Minggu, 16 Desember 2007

Suasana Hati

Assalamu’alaikum

Hari ini, minggu 16 Desember 2007, biasanya tidak ngantor, tapi ini kebetulan pas ada yang harus di beli disekitar kantor, mampir, dan akhirnya ada kesempatan untuk menulis lagi.

Sebetulnya sudah kangen banget untuk ikut dengan teman-teman ke Bumi Damai Muhibbin di Tambak Beras, ikut pengajiannya KH Jamaluddin Ahmad. Begitu banyak yang bisa saya dapatkan disana. Pernah juga dibilangin kalo yang kesana orang yang susah-susah, koq jarang sich kalau pas dapat rezeqi banyak justru meningkatkan intensitas kunjungan ke Ulama.

Padahal biar susah, biar senang sebetulnya intensitas ibadah harusnya tetep, gak berubah, seperti yang pernah saya dengar, kondisi manusia itu ada empat, tidak ada kelimanya. Pada kondisi senang, bagaimana bersikap, pada kondisi susah bagaimana, pada kondisi menjalankan syariat bagaimana dan pada kondisi maksiyat juga bagaimana.

Apa enggak bisa menyelesaikan masalah sendiri?. Bisa saja, tetapi mungkin akan lebih lama dan hasilnya terkadang tidak sesuai harapan, maksudnya hati masih tidak bisa menerima hasil tersebut.

Dengan selalu mendekat kepada Ulama (yang bener2 ‘aalim) hati menjadi lebih tenang, dan lebih siap menerima hasilnya.

Kalo diruntut, misalnya kita pas dalam keadaan yang seperti itu, maka sebenarnya keputusan Allah itu tetap, cuman kitanya saja yang siap atau tidak siap menerima ketetapan dari Allah tersebut. Dengan ilmu yang dimiliki dan kesadaran untuk selalu membuka diri dan sering berkumpul dalam majelis ilmu, maka hati akan menjadi lebih siap.

Wah , yang dibahas koq kayaknya mbulet, tapi biarin, nanti kalo ada kesempatan tak editnya lagi.

Untuk tulisan yang lain, nunggu kesempatan dulu ya, Semoga bermanfaat,

Wassalam


Albi

Jumat, 14 Desember 2007

Setelah Perdana

Assalamu’alaikum


Alhamdulillah, akhirnya aku diberi kesempatan untuk menuangkan kembali apa yang menjadi keinginanku untuk tes menisi tulisan pada blog ini. Blog ini terus mengalami perubahan, sejalan dengan pengetahuanku yang juga semakin bertambah berkat bantuan para blogger yang lain.

Mesin pencari google memang ampuh. Bahkan sampai ada sebagian teman yang menyebut mbah Google. Dari situ bisa dapat semua yang aku inginkan. Aku yang dulunya hanya bisa angan-angan gimana ya caranya pada blogku terdapat jam, yang bisa selalu mengingatkan waktuku yang semakin habis. Mbah google aku sambangi, mbah, mencantumkan jam pada blog? Enter. Ketemu blognya Ibnu Isa, wah banyak banget ilmu yang dicantumkan disitu, makasih banyak
Juga untuk Agus Rais, atas cara memasukkan tanggal.

Tak lupa juga buat Enda Nasution, yang blognya aku buka pertama kali untuk mempelajari dan membuat blog, makasih banyak.

Semoga bisa semakin positif dan meningkat kepositifannya, dan bermanfaat semuanya.


Wassalam

Albi

Senin, 03 Desember 2007

SALAM PERKENALAN

Assalamu'alaikum


Saya termasuk yang tertinggal untuk urusan internet. Tapi saya sadar betul, untuk urusan ilmu gak ada kata terlambat.
Untuk sementara saya masih mencari topik apa yang bisa kita bagi di dunia yang tidak tampak ini. Dimana kita bisa memilih untuk masuk ke tempat yang bisa meningkatkan wawasan, maupun yang lainnya.
Bisa dikatakan semua ada disini, tinggal kitanya saja yang bisa menahan diri atau enggak.
Dalam beberapa hari ini saya kebetulan sedang mengerjakan sebuah tulisan untuk membangkitkan motivasi usaha dari setiap orang yang membacanya, semoga cepat selesai dan bisa kita tampilkan di Weblog ini.

Wassalam

ALBI